Cureus
Mehmood Qadri H, Waheed A, Munawar A, dkk. (12 Januari 2023), Cureus 15(1): e33703. doi:10.7759/cureus.33703
Kutipan:
Peningkatan tajam dalam prevalensi disfungsi ereksi (DE) dan hasrat seksual yang rendah diamati pada pria di bawah 40 tahun. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1999, ED dan tingkat hasrat seksual yang rendah masing-masing adalah 5%. Pada tahun 2011, angka DE meningkat menjadi 14-28% pada pria Eropa antara 18-40 tahun [4]. ...
Lebih dari separuh peserta studi yang melihat penurunan libido yang substansial selama enam bulan evaluasi sebelumnya telah menggunakan materi pornografi setidaknya sekali seminggu. [19] Sebuah studi tahun 2015 pada siswa sekolah menengah menemukan korelasi antara konsumsi pornografi yang sering dan hasrat seksual yang buruk [4].
Abstrak
Pornografi internet menyediakan konten eksplisit dalam berbagai bentuk dan dapat berkembang dari kebiasaan menjadi kecanduan. Konsumsi pornografi online telah meningkat karena penggunaan umum teknologi saat ini. Alasan utama orang mengkonsumsinya adalah gairah seksual dan peningkatan seksual. Kami merencanakan studi tinjauan ini untuk mengidentifikasi alasan penggunaan pornografi online, mekanisme yang terlibat dalam kecanduannya, dan efek fisiologis, emosional, perilaku, sosial, dan penyalahgunaan zat. Setelah pencarian literatur mendetail menggunakan PubMed Central dan Google Scholar, empat studi kasus dan sembilan artikel asli dari tahun 2000 hingga 2022 dimasukkan. Temuan utama literatur menunjukkan bahwa menonton film porno paling sering dilakukan karena bosan, untuk kepuasan seksual, dan untuk mendapatkan ide mode dan perilaku baru dari film-film tersebut. Dalam semua aspek kehidupan pengguna, konsekuensi negatif terlihat. Karena ledakan teknologi baru, pornografi online telah meningkat ke tingkat yang mengkhawatirkan, yang berdampak sangat merugikan bagi masyarakat dan individu. Oleh karena itu, inilah saat yang tepat untuk menghilangkan kecanduan ini untuk melindungi hidup kita dari efek berbahayanya.
;
