Pesta makan, pembatasan diri, dan peningkatan berat badan pada tikus dengan akses terbatas ke diet manis-lemak (2008)

2008 Sep;16(9):1998-2002. doi: 10.1038/oby.2008.328.

Berner LA1, Avena NM, Hoebel BG.

Abstrak

TUJUAN:

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa puasa berganti-ganti dengan diet hewan pengerat standar dan larutan sukrosa 10% menghasilkan binge pada sukrosa, tetapi hewan tetap pada berat badan normal. Penelitian ini menyelidiki apakah akses terbatas ke kombinasi gula dan lemak yang sangat enak, tanpa kekurangan makanan, akan memicu makan berlebihan dan juga menambah berat badan.

METODE DAN PROSEDUR:

Tikus jantan dipelihara selama 25 hari pada salah satu dari empat diet: (i) chow lemak-lemak untuk 2 jam / hari diikuti oleh ad libitum standard chow, (ii) 2-h chow-lemak manis hanya 3 hari / minggu dan akses ke chow standar sisa waktu, (iii) ad libitum sweet-fat chow, atau (iv) ad libitum standard chow.

HASIL:

Kedua kelompok dengan akses 2-h ke chow-lemak manis menunjukkan perilaku makan sebanyak-banyaknya, sebagaimana didefinisikan oleh makanan yang terlalu besar. Berat badan hewan-hewan ini meningkat karena makan dalam jumlah besar dan kemudian menurun di antara binges sebagai akibat dari pembatasan konsumsi chow standar setelah binging. Namun, terlepas dari fluktuasi berat badan ini, kelompok dengan akses 2-h ke chow-fat chow setiap hari naik secara signifikan lebih berat daripada kelompok kontrol dengan chow standar yang tersedia ad libitum.

DISKUSI:

Temuan ini mungkin memiliki implikasi untuk fluktuasi berat badan yang terkait dengan gangguan pesta makan, serta hubungan antara pesta makan dan epidemi obesitas.

PMID: 19186326

DOI: 10.1038 / oby.2008.328