Makan untuk hidup atau hidup untuk dimakan? Menjelajahi atribusi kausal dari kecanduan makanan yang dirasakan sendiri (2015)

Nafsu makan. 2015 Jul 21. pii: S0195-6663 (15) 00335-9. doi: 10.1016 / j.appet.2015.07.018. [Epub di depan cetak]

Ruddock HK1, Dickson JM2, Bidang M2, Hardman CA2.

Abstrak

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa banyak orang yang mempersepsikan diri mereka sendiri sebagai kecanduan makanan. Namun, sedikit yang diketahui tentang bagaimana konsep 'kecanduan makanan' didefinisikan di antara anggota masyarakat awam. Studi saat ini meneliti keyakinan tentang manifestasi kognitif dan perilaku dari kecanduan makanan. Peserta (N = 210) menyelesaikan kuesioner yang dikirim melalui internet di mana mereka menunjukkan apakah mereka menganggap diri mereka sebagai pecandu makanan atau tidak dan mereka memberikan penjelasan singkat untuk tanggapan mereka. Lebih dari seperempat peserta (28%) menganggap diri mereka sebagai pecandu makanan dan diagnosis diri diprediksi oleh peningkatan BMI dan usia yang lebih muda, tetapi tidak berdasarkan jenis kelamin. Analisis tematik dilakukan untuk mengeksplorasi atribusi kausal yang diberikan oleh pecandu makanan yang dipersepsikan sendiri dan bukan pecandu. Enam karakteristik diidentifikasi: 1) Makan yang digerakkan oleh penghargaan (i, e., Makan karena alasan psikologis daripada fisiologis), 2) Keasyikan fungsional atau psikologis dengan makanan, 3) Kurangnya pengendalian diri di sekitar makanan, 4) Sering mengidam makanan, 5) Berat badan meningkat atau pola makan yang tidak sehat, dan 6) Masalah dengan jenis makanan tertentu. Tema yang muncul, dan frekuensinya, tidak berbeda antara pecandu makanan yang dipersepsikan sendiri dan bukan pecandu. Namun, pecandu makanan yang dipersepsikan sendiri dan bukan pecandu melaporkan kognisi, perilaku, dan sikap yang berbeda dalam setiap tema umum. Penelitian ini adalah yang pertama untuk memberikan wawasan kualitatif keyakinan tentang kecanduan makanan pada pecandu makanan yang dipersepsikan sendiri dan bukan pecandu. Temuan ini tampaknya mencerminkan pandangan kecanduan makanan yang dapat diidentifikasi melalui beberapa perilaku inti.