Sensitivitas penghargaan dan kecanduan makanan pada wanita (2016)

Nafsu makan. 2016 Okt 15. pii: S0195-6663 (16) 30577-3. doi: 10.1016 / j.appet.2016.10.022.

Loxton NJ1, Tipman RJ2.

informasi penulis

  • 1Fakultas Psikologi Terapan, Griffith University, Brisbane, Q. 4122, Australia; Pusat Penelitian Penyalahgunaan Zat Kaum Muda, Universitas Queensland, Brisbane, Q. 4072, Australia. Alamat elektronik: [email dilindungi].
  • 2Sekolah Psikologi, Universitas Queensland, Brisbane, Q. 4072, Australia.

Abstrak

Sensitivitas terhadap sifat-sifat bermanfaat dari zat-zat nafsu makan telah lama terlibat dalam konsumsi berlebihan makanan yang enak dan obat-obatan pelecehan. Penelitian sebelumnya yang berfokus pada perbedaan individu dalam respon terhadap hadiah telah menemukan sensitivitas imbalan sifat yang tinggi terkait dengan pesta makan, minum yang berbahaya, dan penggunaan narkoba.

Kecanduan makanan telah diusulkan sebagai bentuk ekstrem dari makan berlebihan secara kompulsif dan telah dikaitkan dengan penanda genetik dari peningkatan respons terhadap hadiah. Namun, sedikit penelitian yang secara eksplisit meneliti hubungan antara sensitivitas hadiah dan kecanduan makanan. Selanjutnya, proses dimana perbedaan individu dalam sifat ini terkait dengan konsumsi berlebihan yang berlebihan belum ditentukan.

Sebanyak wanita 374 dari komunitas menyelesaikan kuesioner online menilai sensitivitas hadiah, kecanduan makanan, emosional, didorong oleh eksternal, dan makan hedonis. Sensitivitas penghargaan yang tinggi secara signifikan dikaitkan dengan gejala kecanduan makanan yang lebih besar (r = 0.31).

Tes bootstap dari efek tidak langsung menemukan hubungan antara sensitivitas hadiah dan jumlah gejala kecanduan makanan yang dimediasi secara unik dengan makan pesta, makan emosional, dan makan hedonis (terutama ketersediaan makanan). Efek tidak langsung ini bertahan bahkan ketika mengendalikan IMT, kecemasan, depresi, dan impulsif sifat. Penelitian ini lebih lanjut mendukung argumen bahwa tingkat sensitivitas hadiah yang tinggi dapat menawarkan penanda sifat kerentanan terhadap makan berlebihan yang berlebihan, di luar pengaruh negatif dan defisit kontrol-impuls. Bahwa sifat hedonis makanan (terutama ketersediaan makanan), emosi, dan perilaku makan berlebihan bertindak sebagai mediator yang unik menunjukkan bahwa intervensi untuk wanita peka-hadiah yang mengalami kecanduan makanan dapat mengambil manfaat dari menargetkan ketersediaan makanan selain pengelolaan pengaruh negatif.

KATA KUNCI: Kecanduan makanan; Makan hedonis; Kepribadian; Teori sensitivitas penguatan; Sensitivitas penghargaan

PMID: 27756640

DOI: 10.1016 / j.appet.2016.10.022