Konektivitas fungsional dalam jaringan otak frontal-striatal dan pemberian kokain secara mandiri pada monyet rhesus betina (2015)

Psikofarmakologi (Berl). 2015 Februari; 232 (4): 745-54. doi: 10.1007 / s00213-014-3709-9. Epub 2014 Agustus 21.

Murnane KS1, Gopinath KS, Maltbie E, Daunais JB, Telesford QK, Howell LL.

Abstrak

ALASAN:

Kecanduan kokain ditandai dengan siklus bolak-balik dan kambuh serta kehilangan kendali atas penggunaan narkoba meskipun ada konsekuensi kehidupan negatif yang parah terkait dengan penyalahgunaannya.

TUJUAN:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan sirkuit saraf kritis yang terlibat dalam kerentanan individu untuk dimulainya kembali administrasi kokain setelah berpantang yang berkepanjangan.

METODE:

Subjek penelitian adalah tiga kera rhesus betina yang berpantang lama setelah riwayat lama pemberian kokain. Eksperimen awal meneliti efek pemberian kokain akut (0.3 mg / kg, IV) pada konektivitas otak fungsional di seluruh otak dan dalam jaringan otak spesifik yang terkait dengan kontrol perilaku menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional pada subjek yang sadar sepenuhnya. Selanjutnya, subjek-subjek ini diizinkan untuk melanjutkan pemberian kembali kokain untuk menentukan apakah kehilangan konektivitas basal dalam jaringan otak tertentu memprediksi besarnya kembalinya asupan kokain setelah berpantang yang berkepanjangan.

HASIL:

Administrasi kokain akut secara kuat menurunkan konektivitas fungsional global dan secara selektif merusak sirkuit prefrontal top-down yang mengendalikan perilaku, sementara menyisakan konektivitas area striatal dalam sirkuit limbik. Yang penting, gangguan konektivitas antara daerah prefrontal dan striatal selama pantang memperkirakan asupan kokain ketika mata pelajaran ini diberikan akses baru ke kokain.

KESIMPULAN:

Berdasarkan temuan ini, kehilangan konektivitas fungsional prefrontal ke striatal dapat menjadi mekanisme penting yang mendasari siklus menurun negatif siklus pantang dan relaps yang menjadi ciri kecanduan kokain.