Cyberpsychol Behav Soc Netw. 2019 Oct;22(10):662-669. doi: 10.1089/cyber.2019.0085.
Pan YC1, Chiu YC2, Lin YH3,4,5,6.
Abstrak
Game seluler telah mendapatkan popularitas di kalangan remaja, dan peningkatan penggunaan yang bermasalah telah dilaporkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) mengembangkan kuesioner self report yaitu Problematic Mobile Gaming Questionnaire (PMGQ); (b) menetapkan nilai batas yang divalidasi menggunakan wawancara terstruktur; dan (c) mengevaluasi prevalensi kecanduan game seluler pada remaja. PMGQ dibuat sebagai kuesioner 12 item yang dinilai pada skala Likert 4 poin untuk mengevaluasi gejala game seluler bermasalah (PMG). Validitas konstruk PMGQ diperiksa dengan menggunakan analisis faktor eksplorasi. Secara keseluruhan, 10,775 siswa dengan smartphone dari kelas 4 hingga sekolah menengah atas direkrut untuk mengisi kuesioner. Sebanyak 113 siswa sekolah menengah atas diwawancarai menggunakan kriteria yang dikembangkan sebelumnya untuk PMG untuk mengembangkan sensitivitas pengukuran titik potong optimal, spesifisitas, dan akurasi diagnostik. Titik potong ditentukan menggunakan indeks Youden dan akurasi diagnostik yang optimal. PMGQ menunjukkan konsistensi internal yang baik (Cronbach's α = 0.92) dan efisiensi diagnostik yang memadai (area di bawah kurva karakteristik operasi penerima = 0.802). Item mengungkapkan tiga faktor kecanduan: paksaan, toleransi, dan penarikan. Untuk PMGQ, titik cutoff 29/30 menunjukkan indeks Youden paling optimal dan akurasi diagnostik. Data demografis menunjukkan bahwa proporsi PMG adalah 19.1 persen di antara siswa sekolah dasar, 20.5 persen di antara siswa sekolah menengah pertama, dan 19.0 persen di antara siswa sekolah menengah atas. PMGQ menunjukkan validitas dan akurasi yang sesuai dalam penilaian untuk PMG.
KATA KUNCI: Gangguan game internet; kecanduan game seluler; game seluler yang bermasalah; kecanduan smartphone
PMID: 31613156
;