J Addict Nurs. 2018 Oct/Dec;29(4):244-254. doi: 10.1097/JAN.0000000000000254.
Abstrak
TUJUAN:
Penelitian ini menyelidiki perbedaan gender dalam perilaku kecanduan ponsel pintar (SA) yang terkait dengan ikatan orangtua-anak, komunikasi orangtua-anak, dan mediasi orang tua di antara siswa sekolah dasar Korea berusia 11-13 tahun.
METODE:
Sampel pengguna ponsel cerdas 224 (anak laki-laki 112 dan anak perempuan 112) disurvei dalam studi cross-sectional. Statistik deskriptif dan analisis regresi berganda dilakukan untuk menyelidiki prediktor perilaku SA berdasarkan perbedaan gender menggunakan perangkat lunak SPSS Win 23.0.
HASIL:
Dari peserta, 14.3% (15.18% laki-laki dan 13.39% perempuan) berada dalam kelompok risiko perilaku SA, dan prevalensi perilaku SA tidak berbeda secara signifikan antara kelompok gender. Dalam analisis regresi bertahap ganda, mediasi keselamatan kurang aktif; durasi penggunaan smartphone yang lebih lama; lebih banyak menggunakan smartphone untuk permainan, video, atau musik; dan mediasi yang kurang ketat dikaitkan dengan perilaku SA yang lebih tinggi pada anak laki-laki, dan indikator-indikator ini menyumbang 22.1% dari varians dalam perilaku SA. Durasi penggunaan smartphone yang lebih lama, mediasi penggunaan yang kurang aktif, komunikasi orangtua-anak yang lebih buruk, dan lebih banyak penggunaan smartphone untuk situs teks, chatting, atau jejaring sosial ditautkan dengan perilaku SA yang lebih tinggi pada anak perempuan, dan indikator-indikator ini menyumbang 38.2% dari varian. dalam perilaku SA.
KESIMPULAN:
Studi ini memberikan wawasan tentang perilaku SA dan prediktor perilaku SA di kalangan anak-anak berdasarkan perbedaan gender. Pengembangan program pencegahan perilaku SA diperlukan, tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk mengajar orang tua untuk menggunakan mediasi keselamatan aktif dan mediasi terbatas untuk anak laki-laki dan komunikasi yang lebih baik dan mediasi penggunaan aktif untuk anak perempuan.
PMID: 30507820