Dampak pornografi pada kekerasan berbasis gender, kesehatan seksual dan kesejahteraan: apa yang kita ketahui? (2016)

J Epidemiol Kesehatan Masyarakat. 2016 Jan;70(1):3-5. doi: 10.1136/jech-2015-205453.

Lim MS1, Carrotte ER2, Hellard ME1.

informasi penulis

  • 1Pusat Kesehatan Penduduk, Institut Burnet, Melbourne, Victoria, Australia Sekolah Kesehatan Populasi dan Kedokteran Pencegahan, Universitas Monash, Melbourne, Victoria, Australia.
  • 2Pusat Kesehatan Penduduk, Burnet Institute, Melbourne, Victoria, Australia.

Dengan meningkatnya akses internet dan melek huruf, pornografi menjadi sangat mudah diakses, murah dan beragam. Penggunaan pornografi online umum terjadi di AS, dengan hampir 9 dari 10 pria dan 1 dari 3 wanita berusia 18–26 tahun melaporkan mengakses pornografi secara online.1 Pada Juni 2013, situs web pornografi legal menerima lebih banyak lalu lintas berbasis di Inggris daripada jejaring sosial, berbelanja , berita dan media, email, keuangan, situs web game dan perjalanan.2 Misalnya, situs web pornografi populer 'pornhub' menerima 79 miliar tayangan video pada tahun 2014.3 Peningkatan akses ke pornografi online disertai dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa hal itu berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan- menjadi, terutama yang berkaitan dengan kaum muda. Kekhawatiran ini termasuk bahwa melihat materi seksual eksplisit mengikis moral dan bahwa jenis pornografi tertentu, seperti yang menggambarkan kekerasan terhadap perempuan, mengarah pada peningkatan kekerasan terhadap perempuan dalam kehidupan nyata. Bahkan dalam kasus pornografi tanpa kekerasan, ada kecemasan bahwa orang-orang memandang pornografi sebagai 'nyata' daripada fantasi dan hal ini berdampak negatif pada sikap dan perilaku seksual kehidupan nyata, terutama ketika pengalaman seksual seseorang terbatas seperti pada masa remaja.4 Kekhawatiran lain termasuk kelangkaan penggunaan kondom dalam pornografi (baik untuk mengurangi penggunaan kondom sebagai norma sosial dan untuk risiko kesehatan pelaku), dampak pada citra tubuh (termasuk tren pencabutan rambut kemaluan dan labiaplasty), dan bahaya dari kecanduan pornografi. Terlepas dari banyaknya ketakutan tentang pornografi online, masih ada pertanyaan tentang bahaya sebenarnya. Apakah pemirsa benar-benar meniru pornografi dalam kehidupan mereka sendiri dan apakah ini berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan mereka? Apakah menonton kekerasan dalam pornografi menyebabkan misogini dan kekerasan berbasis gender? Apakah orang muda berisiko lebih besar terkena efek negatif menonton pornografi (jika ada) daripada orang dewasa yang lebih tua? Dalam makalah ini, kami mengeksplorasi kekhawatiran yang paling sering dikutip tentang pornografi online oleh ...

LINK KE PDF STUDI LENGKAP