Apakah konten seksual di media baru terkait dengan perilaku berisiko seksual pada orang muda? Tinjauan sistematis dan meta-analisis (2016)

Kesehatan Seks. 2016 Agustus 11. doi: 10.1071 / SH16037.

Smith LW, Liu B, Degenhardt L, Richters J, Patton G, Tongkat H, Cross D, Hocking JS, Skinner SR, Cooper S, Lumby C, Kaldor JM, Guy R.

Abstrak

Latar Belakang: Jejaring sosial dan media digital semakin berdampak pada kehidupan anak muda. Kami melakukan tinjauan sistematis dan meta-analisis dari studi yang meneliti hubungan antara paparan situs web seksual eksplisit (SEW) dan 'sexting' (yaitu mengirim foto semi telanjang atau telanjang dari ponsel) dan sikap dan praktik seksual anak muda. orang-orang.

metode: Sesuai dengan Item Pelaporan Pilihan untuk Tinjauan Sistematis dan pernyataan Analisis Meta, Medline, EMBASE dan PsycINFO dicari untuk makalah yang menggambarkan hubungan statistik antara melihat SEWs atau sexting oleh orang muda (didefinisikan sebagai 10-24 tahun) dan sikap seksual serta perilaku.

hasil: Empat belas studi, semua desain cross-sectional, memenuhi kriteria inklusi. Enam studi (10352 peserta) meneliti paparan remaja terhadap SEW dan delapan (10429 peserta) meneliti sexting. Ada variasi substansial di seluruh studi dalam definisi eksposur dan hasil. Meta-analisis menemukan bahwa paparan SEW berkorelasi dengan hubungan seksual tanpa kondom (rasio odds (OR) 1.23, interval kepercayaan 95% (CI): 1.08-1.38, dua penelitian); sexting berkorelasi dengan pernah melakukan hubungan seksual (OR 5.58, 95% CI: 4.46-6.71, lima penelitian), aktivitas seksual terakhir (OR 4.79, 95% CI: 3.55-6.04, dua penelitian), alkohol dan penggunaan narkoba lain sebelumnya. hubungan seksual (OR 2.65, 95% CI: 1.99-3.32, dua penelitian) dan beberapa pasangan seksual baru-baru ini (OR 2.79, 95% CI: 1.95-3.63, dua penelitian). Sebagian besar penelitian memiliki penyesuaian terbatas untuk pembaur potensial yang penting.

Kesimpulan: Studi cross-sectional menunjukkan hubungan yang kuat antara paparan konten seksual yang dilaporkan sendiri di media baru dan perilaku seksual pada orang muda. Studi longitudinal akan memberikan kesempatan lebih besar untuk menyesuaikan perancu, dan wawasan yang lebih baik ke jalur sebab akibat yang mendasari asosiasi yang diamati.

PMID: 27509401

DOI: 10.1071 / SH16037