Di mana-mana! pemikiran dan refleksi orang-orang muda Swedia tentang pornografi (2006)

Komentar: Sangat menarik bahwa meminta sukarelawan untuk memberikan pendapat mereka tentang penggunaan pornografi adalah "sains", namun akses ke komentar dari puluhan ribu pengguna porno anonim yang keluar dari pornografi dan melaporkan manfaatnya adalah bukti anekdot, dan tidak layak untuk dipertimbangkan.


 

Skandal J Caring Sci. 2006 Dec;20(4):386-93.
 

sumber

Departemen Ilmu Peduli dan Kesehatan Masyarakat, Universitas Mälardalen, Västerås, Swedia. [email dilindungi]

Abstrak

Pornografi adalah salah satu topik yang paling dicari di Internet, dan mudah tersedia bagi siapa saja, termasuk anak-anak dan remaja. Di pusat-pusat pemuda, bidan perawat telah memperhatikan bahwa kaum muda memiliki berbagai jenis pertanyaan tentang praktik seksual dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang pemikiran dan refleksi tentang konsumsi pornografi, dan kemungkinan pengaruhnya terhadap praktik seksual, di antara wanita muda dan pria. Staf di pusat pemuda di sebuah kota di Swedia tengah bertanya kepada para pengunjung apakah mereka pernah melihat pornografi dan apakah mereka ingin diwawancarai tentang pengalaman mereka.

Sepuluh wanita muda dan delapan pria, berusia 16-23 tahun, berpartisipasi. Wawancara mendalam dilakukan dan pertanyaan terbuka tentang pornografi dan seksualitas diajukan. Wawancara direkam dan ditranskrip kata demi kata. Data dianalisis menurut grounded theory. Kategori inti 'Hidup dengan norma seksual saat ini' menggambarkan bagaimana pornografi menciptakan ekspektasi dan tuntutan seksual, misalnya, untuk melakukan tindakan seksual tertentu.

Para informan mengungkapkan perasaan yang bertentangan dengan pornografi dan merasa bahwa seksualitas dipisahkan dari keintiman. Sikap moral dijelaskan dan contoh peran gender stereotip diberikan. Untuk menghadapi norma seksual saat ini, informan memiliki strategi penanganan individu yang berbeda dan sikap terhadap pornografi, yaitu liberal, normalisasi, jarak, feminis atau konservatif.

Keterbatasan penelitian ini adalah ukuran sampel yang kecil dan hasil penelitian kualitatif tidak dapat digeneralisasikan. Hasilnya berkontribusi pada pemahaman tentang bagaimana materi pornografi dapat mempengaruhi pemikiran, refleksi dan perilaku seksual kaum muda. Hal ini menunjukkan pentingnya personel di pusat remaja dan sekolah untuk membahas perilaku seksual dan bagaimana seksualitas digambarkan dalam materi pornografi dengan remaja.