Kecanduan Pornografi sebagai Korelasi Penyesuaian Psikososial dan Akademik Siswa di Universitas di Lagos State (2012)

Prof Omeje baru

Ohuakanwa, Chijioke Ephraim; Omeje, Joachim Chinweike; Eskay, Michael

Ulasan Pendidikan US-China B 11 p907-920 2012

Studi tersebut berusaha untuk menyelidiki hubungan antara kecanduan pornografi dan penyesuaian psikososial dan akademik siswa di universitas di Negara Bagian Lagos. Untuk mencapai tujuan ini, lima pertanyaan penelitian dirumuskan dan dua hipotesis didalilkan. Subjek untuk penelitian ini terdiri dari 616 mahasiswa sarjana tahun ketiga penuh waktu dari dua universitas di Negara Bagian Lagos. Mereka disusun dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah peneliti merancang kuesioner yang berjudul “Instrumen Kecanduan Pornografi, Psikososial dan Akademik”. Koefisien reliabilitas instrumen juga ditentukan, menggunakan statistik alpha Cronbach yang menentukan koefisien konsistensi internal instrumen. Pertanyaan penelitian dianalisis menggunakan skor rata-rata dan “SD” (standar deviasi) sedangkan hipotesis nol diuji pada tingkat signifikansi 0.05 menggunakan koefisien momen produk Pearson dan uji-t. Temuan menunjukkan bahwa mahasiswa di negara bagian Lagos mengalami kecanduan pornografi tingkat tinggi.

Hasilnya juga menunjukkan bahwa mahasiswa di Negara Bagian Lagos mengalami penyesuaian psikososial dan akademik tingkat sedang. Ada hubungan yang signifikan tetapi negatif antara kecanduan pornografi dan penyesuaian psikososial. Ada sedikit hubungan positif antara kecanduan pornografi dan penyesuaian akademik. Berdasarkan temuan, implikasi disorot. Misalnya, menemukan bahwa siswa di universitas mengalami perilaku kecanduan pornografi tingkat tinggi menyiratkan bahwa siswa memiliki daya tarik yang kuat terhadap kekuatan lingkungan yang menarik mereka ke pornografi. Berdasarkan temuan penelitian, rekomendasi dibuat. Ini termasuk bahwa karena tingginya tingkat perilaku kecanduan pornografi di kalangan mahasiswa universitas, unit konseling fungsional harus dibentuk di mana konselor yang berkualitas akan ditugaskan untuk membantu siswa berjuang dengan pornografi untuk secara bertahap mengatasi perilaku tersebut.