Perilaku seksual di kalangan remaja di lingkungan pedesaan di Uganda Timur: Cross sectional study (2019)

Trop Med Int Kesehatan. 2019 November 6. doi: 10.1111 / tmi.13329.

Nnakate Bukenya J.1, Nakafero M1, Sesematte T1, Isabiye N1, Guwatudde D1, Fawzi W.2.

Abstrak

TUJUAN:

Secara global ketika remaja berubah menjadi dewasa, beberapa terlibat dalam perilaku seksual berisiko. Perilaku berisiko seperti itu memaparkan remaja pada kehamilan yang tidak diinginkan dan infeksi menular seksual (IMS), termasuk infeksi HIV. Tujuan kami adalah untuk memeriksa praktik seksual remaja (usia 10-19 tahun) di Uganda timur dan mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dengan pernah melakukan hubungan seksual.

METODE:

Wawancara tatap muka dilakukan dengan menggunakan kuesioner standar di antara remaja yang dipilih secara acak yang berada di dalam Iganga-Mayuge Health dan Demographic Surveillance Site di Uganda timur. Rasio tingkat prevalensi kasar dan yang disesuaikan (PRR) diperkirakan menggunakan model regresi Poisson yang Dimodifikasi untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dengan remaja yang pernah berhubungan seks.

HASIL:

Dari 598 remaja yang diteliti, 108 (18.1%) melaporkan pernah melakukan hubungan seksual, 20 di antaranya (18.5%) pernah hamil. Remaja yang dilaporkan putus sekolah, 76 (12.7%), lebih mungkin pernah melakukan hubungan seksual (PRR = 1.82, CI = 1.09-3.01). Wanita lebih kecil kemungkinannya melakukan hubungan seksual (PRR 0.69 (0.51-0.93) dibandingkan pria. Riwayat pernah melakukan hubungan seksual dikaitkan dengan remaja sexting (PRR = 1.54, CI: 1.14-2.08), menonton film seksual eksplisit (PRR = 2.29 Cl: 1.60 - 3.29), dan mengalami lelucon verbal tentang niat seksual (PRR = 1.76 , Kl: 1.27 - 2.44).

KESIMPULAN:

Mayoritas peserta melaporkan tidak aktif secara seksual; Namun, intervensi harus diperlukan untuk remaja yang aktif secara seksual dan tidak aktif secara seksual. Program yang ditargetkan pada remaja di komunitas ini dan yang sejenis harus mencakup pendidikan seks komprehensif, dan distribusi kontrasepsi di kalangan remaja. Secara khusus, intervensi mendesak diperlukan untuk membimbing remaja saat mereka menggunakan media sosial.

KATA KUNCI: Remaja; Uganda; sexting; praktik seksual; Sub-Sahara Afrika

PMID: 31692197

DOI: 10.1111 / tmi.13329