Ikatan sosial dan paparan pornografi Internet di kalangan remaja (2009)

J Adolesc. 2009 Juni; 32 (3): 601-18. doi: 10.1016 / j.adolescence.2008.06.004.

PDF STUDI LENGKAP

Mesch GS.

sumber

Departemen Sosiologi dan Antropologi, Pusat Studi Masyarakat, Universitas Haifa, Har Hacarmel 31905, Israel. [email dilindungi]

Abstrak

Keprihatinan telah tumbuh mengenai kemungkinan bahaya bagi perkembangan sosial dan psikologis anak-anak dan remaja yang terpapar pornografi Internet. Orang tua, akademisi, dan peneliti telah mendokumentasikan pornografi dari sisi penawaran, dengan asumsi bahwa ketersediaannya menjelaskan konsumsi secara memuaskan. Makalah saat ini mengeksplorasi dimensi pengguna, menyelidiki apakah konsumen pornografi berbeda dari pengguna Internet lainnya, serta karakteristik sosial remaja yang sering menjadi konsumen pornografi. Data dari survei 2004 dari sampel perwakilan nasional dari populasi remaja di Israel digunakan (n = 998).
 
Pengguna remaja yang sering menggunakan Internet untuk pornografi ditemukan berbeda dalam banyak karakteristik sosial dari kelompok yang menggunakan Internet untuk informasi, komunikasi sosial, dan hiburan. Ikatan yang lemah dengan lembaga-lembaga sosial arus utama adalah karakteristik dari kelompok yang pertama tetapi tidak dari yang terakhir. Konsumen material dengan peringkat X terbukti merupakan subkelompok yang berbeda yang berisiko berperilaku menyimpang.

Komentar dari ulasan ini: Dampak Pornografi Internet pada Remaja: Tinjauan Penelitian (2012)

studi ini menemukan bahwa remaja dengan derajat interaksi sosial dan ikatan yang lebih tinggi tidak cenderung mengkonsumsi materi yang eksplisit secara seksual seperti halnya teman sebayanya yang kurang sosial (Mesch, 2009). Selain itu, Mesch menemukan bahwa jumlah konsumsi pornografi yang lebih besar secara signifikan berkorelasi dengan tingkat integrasi sosial yang lebih rendah, khususnya yang terkait dengan agama, sekolah, masyarakat, dan keluarga. Studi ini juga menemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara konsumsi pornografi dan agresivitas di sekolah, dengan derajat yang lebih tinggi